Sabtu, 28 September 2013

Dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS., Ginekolog dan Konsultan Seks

Spesialis Membuat Pasutri Tambah Harmonis

Mendengar namanya saja, pasti akan mengingatkan Anda dengan seorang pria yang getol membicarakan segala hal tentang hubungan antara pasangan suami istri (pasutri) setiap kali tampil di berbagai acara. Sejak kecil Boyke memang sudah bercita-cita menjadi seorang dokter kandungan setelah ia menyaksikan sang bunda mengalami pendarahan saat hamil. Lalu, bagaimana perjalanan karir dan hidupnya hingga sekarang?
Bangunan dengan dominan warna putih itu terlihat penuh dengan kendaraan yang terparkir di depan halamannya. TulisanKlinik Pasutri juga terlihat sangat jelas tepat berada di atas bangunan tersebut. Itulah klinik milik Dr Boyke, seorang konsultan seks dan hubungan pasangan suami istri yang cukup dikenal masyarakat luas. Meski Klinik Pasutri memiliki bangunan gedung yang tidak terlalu besar, jumlah pasien yang berdatangan sangatlah banyak. Terbukti, ketika menyambangi kliniknya tersebutuntuk bercengkerama dengan Dr Boyke, Realita harus mengantre bersama dengan pasien lainnya. Meski begitu, disela-sela kesibukannya melayani pasien, Dr Boyke tetap masih dapat meluangkan waktu untuk bertemu dengan Realita.
Rabu (16/5) sore itu pasien yang datang ke Klinik Pasutri memang cukup banyak. Alhasil, ruangan klinik menjadi ramai dengan banyaknya pasien yangtengah mengantre. Bahkan beberapa pasien tetap setia menunggu di salah satu tempat duduk yang disediakan tepat di depan ruangan Dr Boyke. Meski bukan sebagai pasien, tiba giliran Realita untuk masuk ke dalam ruangan Dr Boyke. Di ruangan yang tidak terlalu besar itulah, Dr Boyke bekerja untuk melayani pasien yang datang ke kliniknya. Tepat berada di samping mejanya, ada sebuah tempat tidur untuk pemeriksaan pasien. Beberapa perangkat pemeriksaan pasien seperti halnya di rumah sakit juga menghiasi ruangannya tersebut. Meski wajahnya menunjukkan kelelahan, Dr Boyke masih saja bersikap ramah menyambut kedatangan Realita. Ia kemudian mulai menuturkan perjalanan hidup dan karirnya hingga menjadi seorang dokter.
Cerdas dan Mudah Bergaul. Boyke terlahir dari pasangan Subagya Danusasmita dan Milly Ratna Numala. Sang ayah berprofesi sebagai tentara, sedangkan ibunya, selain menjadi ibu rumah tangga juga berprofesi sebagai seorang guru. “Saya dulu dididik sangat disiplin,” kenang Boyke. “Menurut saya, disiplin itu harus menjadi tolak ukur kesuksesan kita,” lanjutnya. Maklum, sebagai seorang tentara yang berdinas di Lemhanas, sang ayah memang kerap mengajarkan kedisiplinan di dalam keluarga. Sedangkan pendidikan agama dan kasih sayang didapatnya dari ibunda tercinta. Meski begitu, Boyke merasa sangat dekat dengan kedua orang tuanya tersebut. “Saya dekat dengan keduanya,” aku Boyke.
Terlahir dengan nama Boyke Dian Nugraha, sosoknya ketika kecil dikenal sebagai anak yang mudah bergaul alias banyak teman. Tak heran, hingga saat ini Boyke memang dikenal luas oleh berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat umummaupun kalangan selebritis. Boyke lahir pada 14 Desember 1956 di kota kembang, Bandung. Sebagai anak sulung, tentunya Boyke menyadari bahwa ia memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam membimbing keempat adik-adiknya. Kini adik-adiknyaberkarir di dunia yang berbeda dengan yang digeluti Boyke. “Ada yang menjadi ekonom, insinyur, psikolog, dan notaris,” aku Boyke. “Di keluarga saya memang dibebaskan untuk memilih, menjadi apa pun diperbolehkan,” imbuhnya.
Sedari Taman Kanak-Kanak hingga bangku SMP, Boyke menjalaninya di Bandung. TK dan SD Priangan dan SMP Negeri II, Bandung sempat menjadi saksi bisu kepintaran Boyke dalam menangkap segala macam pelajaran yang diajarkan oleh para guru. Profesi sang ayah sebagai tentara membuat keluarga Boyke selalu berpindah-pindah tempat mengikuti tempat dinasnya, mulai dari Karang Tunggal, Tasik, Garut, Bandung, dan akhirnya pindah ke Jakarta. Boyke melanjutkan bangku SMP-nya di Jakarta dan masuk sebagai siswa SMP Negeri I Jakarta. Setamatnya di bangku SMP, Boyke kemudian melanjutkan ke SMA IV Jakarta. Selain mudah bergaul dengan teman-temannya, Boyke kecil juga dikenal sebagai anak yang cerdas. Hampir di setiap jenjang sekolah yang dilakoninya, ia selalu memegang peringkat atas di kelasnya.

Kecerdasan Boyke kemudian berlanjut di bangku kuliah. Hebatnya, Boyke mampu diterima di tiga perguruan tinggi negeri ternama, di antaranya adalah Fakultas Kedokteran UI, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dan Teknologi Industri ITB. “Saya sempat belajar dulu selama beberapa bulan di ITB,” kenang Boyke. Meski sudah menjalani perkuliahan di ITB, Boyke langsung memutuskan untuk hijrah ke UI setelah mengetahui bahwa ia diterima di Fakultas Kedokteran UI. “Saya akhirnya memilih Kedokteran UI,” aku pria yang mengaku anti poligami ini. Pilihannya memang sangatlah tepat. Pasalnya, Boyke di waktu kecil memang sudah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter.
Mendirikan SMA. Setamatnya dari Fakultas Kedokteran UI, Boyke menjalani wajib kerja sarjana (sekarang PTT,red) di Puskesmas Palas, Lampung Selatan. Bercita-cita mengabdi bagi masyarakat ternyata tercapai sudah. Di Lampung, Boyke melakukan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk kepentingan masyarakat luas. Ia sempat mendirikan SMA dan sekaligus menjadi kepala sekolah. Dengan banyak bergaul bersama anak-anak remaja, Boyke mendapatkan pelajaran berharga. Ia menjadi lebih banyak tahu mengenai problema remaja khususnya mengenai masalah seputar seks. Masalah-masalah tersebut akhirnya mendorong Boyke untuk mengambil spesialisasi di bidang kebidanan dan penyakit kandungan. Berkat aktivitasnya di daerah Lampung tersebut, Boyke mendapatkan anugerah sebagai Dokter Puskemas Teladan se-Propinsi Lampung pada tahun 1985.
Boyke kemudian lulus sebagai dokter kandungan pada tahun 1990. Seperti halnya ketika lulus menjadi dokter umum, Boyke juga wajib menjalani wajib kerja sarjana II sebagai dokter spesialis. Ia memilih daerah terpencil , yakni di RSU Masamba, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Di daerah yang letaknnya berjarak 600 km dari kota Makassar itu, Boyke melayani kasus-kasus kandungan dan mengajari para calon bidan desa di SPK Palopo. Sejak saat itu, Boyke memutuskan untuk menjadi seorang dokter yang mengkhususkan di bidang seks dan kesehatan reproduksi.
Setelah melaksanakan kewajibannya di daerah terpencil, Boyke pun kembali ke Jakarta. “Sekembalinya ke Jakarta, saya menjabat sebagai Kepala Humas Rumah Sakit Kanker Dharmais,” kenang Boyke. Pada tahun 1998, Boyke memiliki ide untuk mendirikan sebuah klinik yang biasa menangani masalah-masalah hubungan suami istri. “Terutama dikhususkan bagi mereka yang mengalami gangguan-gangguan keharmonisan,” tutur ayah tiga anak ini.
Boyke sendiri memiliki ketertarikan terhadap dunia reproduksi dan kandungan karena banyaknya orang yang kerap bertanya-tanya ke mana mereka harus mengadu, jika mereka mengalami masalah dalam hubungan suami istri. Lalu Boyke pun memutuskan untuk lebih banyak berkonsentrasi terhadap dunia reproduksi dan kandungan. Langkah pertamanya adalah dengan mengikuti berbagai seminar dan kongres singkat mengenai seks dan kesehatan reproduksi di beberapa Negara seperti Singapura dan Belanda. “Saya juga nggak menyangka,” aku Boyke.
Menurutnya pula, banyak pasangan suami istri yang membutuhkan pertolongan. Terwujudlah Klinik Pasutri, klinik pertama yang khusus menangani hubungan antar suami istri. “Tujuan didirikannya Klinik Pasutri adalah mengharmoniskan hubungan suami istri,” ujar penyuka lukisan ini. Dengan bekal pengetahuan seputar seksual dan kandungan, Boyke kerap dipercaya sebagai pembicara di berbagai seminar tentang kesehatan reproduksi.


Dirikan Dua Perusahaan. Selain sibuk dengan berbagai kegiatan seminar, dan mengurusi Klinik Pasutri baik yang di Jakarta maupun di Bogor, Boyke juga sibuk mengurusi perusahaan yang didirikannya. Perusahaan yang diberi nama PT Cahyadi Mulia Nugraha (PT CMM) ini bergerak di bidang yang tidak jauh dengan bidang kesehatan reproduksi yang telah digelutinya. “Kita memproduksi WISH (singkatan dari Wanita Indonesia Sehat Harmonis, red), produk pembersih bagian vital wanita,” ujar Boyke. Tak hanya itu, Boyke juga memiliki perusahaan rekaman pribadi yang diberi nama DNB Records.
Perusahaan yang disebutkan terakhir ini merupakan perusahaan yang memang terkait dengan hobi menyanyinya. Jadi, jangan heran bila melihat acara televisi beberapa waktu lalu, Boyke sempat berduet dengan penyanyi profesional. Bahkan suaranya bisa dibilang cukup potensial untuk ukuran non-penyanyi profesional. Meski begitu, Boyke mengaku tidak berniat untuk menjadi seorang penyanyi walaupun ia telah memiliki perusahaan rekaman sendiri. Rencananya melalui perusahaan rekaman miliknya tersebut, Boyke akan memproduksi rekaman lagu-lagu instrumental untuk bayi-bayi yang masih berada dalam kandungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar